Cerita ini berawal saat aku mulai les di salah satu bimbel. Di Sekitar Kota B, aku memaksa ibuku untuk mengleskanku dengan alasan sebentar lagi aku akan menghadapi ujian kelulusan.
“Hei, nanti kamu mau les?” tanya temanku Reiko. Aku membereskan bukuku dan memasukannya ke dalam tas.
“Yap. Tapi mungkin aku langsung kesana ga pulang dulu seperti biasa.” Ujarku.
“Bailah. Aku duluan ya.” Ujarnya melambai padaku aku melambai padanya dan mempercepat membereskan bukuku.
KLOTAK!!
Tiba-tiba terdengan suara dari meja guru di depan. Memang saat itu tinggal aku sendiri. Semua anak sudah pulang. Aku mencari asal suara dan mendekati meja guru. Dengan perasaan tegang aku menengok ke kolong guru pelan-pelan. Namun disitu hanya ada ruang kosong gelap. Tidak apa-apa. Saat aku membalikkan badan, tiba-tiba ada seorang gadi berdiri melihatku.
“AAAAAAAAAAAA” jeritku kaget. Aku mengambil tasku dan pergi lari keluar.
“Apa itu tadi?” ujarku pelan. Aku langsung pergi keluar dan ke tempat les.
Aku datang terlalu cepat, sehingga di tempat les tidak ada siapapun. Aku berjalan naik ke lantai 2. Dan menuju ruang G. Suasana ruangan saat itu gelap. Karena tentu saja belum ada siapapun. Aku meraba-raba tembok mencari saklar kampu. Entah mengapa aku merasakan kehadiran makhluk lain selain aku. Aku merasakan ada seseorang yang sudah duduk di ruangan ini. Aku mengurungkan niatku dan keluar. Berlari ke bawah dan menunggu seseorang datang terlebih dahulu.
“Hahahaha...bercanda kamu. Tempat inikan ramai, masa ada hantunya?” tawa Reiko saat aku menceritakan kejadian tadi waktu di sekolah dan di tempat les. Saat ini kami sedang makan siang.
“Aku ga bohong. Aku juga ga percaya, tapi tetap saja, aku merasa tidak enak dan takut.” Jelasku.
“Sudahlah, yang penting sekarang tidak apa-apakan. Makanya lain kali jangan sendirian di tempat sepi dan gelap ya.” Ujar Daruma, teman sekolahku. Aku mengangguk.
“Ah, hpku tertinggal. Aku mau ambil dulu ke atas. Reiko temani yuukk.”ujarku mengajak Reiko.
“Aku malas ah. Kan kau bisa sendiri, lagipula ini siang hari, jadi tidak akan ada apa-apa.”ujarnya. akhirnya aku naik sendirir ke atas. Aku masuk ke ruangan. Ada seorang gadis duduk di depan. Ia sedang membaca buku. Aku kaget saat melihatnya didalam. Perasaan tadi tidak ada anak seperti itu deh? Apa dia datang di jam kedua? Tanyaku dalam hati.
“Tidak istirahat?” tanyanya tiba-tiba. Aku hanya tersenyum kecil.
“Mau ambil hp dulu. Rasanya ga tenang.” Ujarku.
“Sendiri?” tanyanya lagi. Aku mengangguk. Saat aku berjalan ke pintu tiba-tiba ia bicara lagi.
“Sebaiknya jangan ke ruangan ini sendiri.” Ujarnya
“Kenapa?” tanyaku
“Karena ada sesuatu yang mungkin saja kamu lihat saat di ruang sepi. Seperti sekarang kamu melihatku padahal...” ujarnya terhenti. Aku sudah punya perasaan aneh,
“Padahal aku sudah mati. Hiihihihihiii” ujarnya tertawa cekikik. Wajahnya jadi menueramkan. Aku tercekat, seakan tubuhku tidak bisa bergerak. Aku ingat! Wajah makhluk ini sama seperi makhluk yang aku temui disekolah tadi. Aku langsung lari kebawah dan hampir jatuh menuruni tangga.
“Ada apa? Ada apa Fumika?” tanya teman-temanku, aku ngos-ngosan. Dadaku naik turun dan jantungku berdegup kencang.
“Diatas...diatas...ada...han..tu..” ujarku dan pandanganku langsung menjadi gelap.
“Kau sudah sadar?” tanya seseorang. Aku langsung bangun. Duru lesku bu Mika dan teman-teman mengelilingiku,
“Tadi kau pingsan sehabis kau lari-lari dari atas. Kenapa sih?” tanya Reiko.
“HANTU?” tanya Daruma.
“Ya. Aku takut dia menggunakan seragam sekolah dan rambutnys pendek hitam. Mengerikan!.” Ujarku sambil menenangkan diri. Teman-temanku malah tertawa.
“Hahaha...masa? aku ga percaya!” ujar Fumi teman lesku.
“Ah...dia muncul lagi.” Ujar bu Mika. Semua langsung menatap Bu Mika.
“Maksud Ibu?” tanya Reiko
“Dulu ada seorang anak meninggal di ruangan itu. Saat itu sedang istirahat. Ia tidak memiliki teman sama sekali disini. Lalu saat istirahat ia sedang membaca, tiba-tiba asmanya kambuh. Ia mencoba turun, namun karena terburu-buru ia terpeleset dan jatuh dari lantai 2. Ia meninggal ditempat.” Jelas Bu Mika.
“Maka dari itu, sekarang kalian dilarang berada sendirian disitu. Mengerti?”
“Ya.” Ujar kami semua. Akhirnya semua terpecahkan. Mungkin anak itu terus berada disitu agar jika ada anak yang kesepian ia dapat menemaninya.
3 tahun berlalu sejak itu. Aku masuk ke SMA yang aku pilih. Dan kadang aku suka melihat gedung bimbel itu. Masih ramai seperti biasa. Itu merupakan pengalamanku mungkin. Dan kadang sesuatu yang kita tida sangka selalu datang tiba-tiba dan tak terkira...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Write your comment here :